Tugas
Kesehatan Mental
Tugas
pertemuan satu
A. Orientasi
Kesehatan Mental
Saparinah
Sadli mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa adalah sebagai berikut ini:
1.
Orientasi Klasik
Orientasi Klasik ini
umumnya digunakan dalam kedokteran
atau psikiatri. Orang yang sehat adalah
orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat
fisik artinya tidak ada keluhan fisik, sedangkan sehat mental artinya tidak ada
keluhan mental. Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan
tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan
perasaan
sakit atau tak sehat serta menganggu efisiensi kegiatan
sehari-hari. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak
menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realitas.
2.
Orientasi Penyesuain Diri
Schneiders ( 1964 : 51
) mengemukakan bahwa individu yang memilki orientasi penyesuian diri yang baik
( well adjustment person ) adalah mereka
dengan segala keterbatasannya , kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar
untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang,
bermanfaat, dan memuaskan.
3.
Orientasi Pengembangan
Potensi
Seseorang dianggap
sehat, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang
lain serta dirinya sendiri.
B. Konsep
Sehat
Konsep
Sehat itu adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima
berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat. Pada
saat ini sehat bnayak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim
yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan
keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim
pada diri seseorang misalnya, adanya keluhan pusing yang tidak tertahan kan,
panas, dan sebagainya sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu
bukan dari suatu penyakit. Hubungan antara sehat dan sakit ini penting
diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat,
maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status
kesehatan kita. Bila memang sakit , maka kita akan segera mendapatkan pemgobatan yang tepat dari ahlinya.
Berikut
beberapa pengertian sehat menurut WHO dan beberapa ahli kesehatannya:
1.
Definsi sehat menurut
Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasanya sehat merupakan suatu keadaan yang
sempurna baik fisik mental dan sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit ataupun
kelemahan.
2.
Pengertian sehat
menurut UU. NO 23 / 1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera
dari badan ( jasmani ), jiwa ( rohani ), dan sosil yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soaial dan ekonomis.
C. Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah
kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena
masalah mental bukan merupakan masalah
fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat
dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental
sering kali tidak terdeteksi, sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal
ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan
gangguan mental, dianggap hal yang biasa, bukan gangguan.
Khusus
untuk masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu
mendapat perhatian yang serius.
Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang
terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah
kuratif , kurang memperhatikan
hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan
yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mnegenai perilaku manusia turut
membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya
mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan mental. Faktor budaya pun
seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai
penderita gangguan mental. Oleh karena itu berikut disajikan sejarah mengenai
perkembangan kesehatan mental. terutama di Amerika dan Eropa. Semoga uraian
sejarah berikut yang dapat menjadi referensi berbagai pandangan mengenai
kesehatan mental yang saat ini ada di Indonesia.
·
( Tahun 1600 dan
sebelumnya )
Dukun asli Amerika (
Indian ), sering juga di sebut sebagai “ penyembuh “ ( healer, shaman ) orang
yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan
dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan
mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar. Mereka
dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh menjadi medium dari roh-roh untuk
menyatakan keinginannya . Oleh karena itu, mereka sering kali tidak
disingkirkan dan dibuang serta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.
·
Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh
para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika oarang yang
bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau guna-guna atau
dirasuki setan. Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya agak sedikit
berbeda . Sebelum abad ke – 17 orang gila disamakan dengan penjahat kriminal,
sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara.
John Locke ( 1690 ) dalam tulisannya yang
berjudul An Essay Concering Understanding,
menyatakan bahwa terdapat derajad kegilaan
dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk
memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus menerus. Kegilaan
adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan
pengalaman secara tepat. Pandangan
John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke – 18.
·
Tahun 1724
Pendeta Cotton mather (
1663 – 1728 ) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan
sakit jiwa dengan memajukan penejelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.
·
Tahun 1812
Banjamin Rush ( 1745 –
1813 ) menjadi
salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi
untuk penyakit mental . Anatara tahun 1830 – 1860 di Inggris timbul optimisme
dalam menangani pasien sakit jiwa ( Therapeutic Optimism ). Hal ini disebabkan
berkembangnya teori dan teknik dalam menangani orang sakit jiwa di rumah sakit
jiwa. Pada tahun 1842 psikiater mulai masuk dan mendapatkan peranan penting di
rumah sakit.
·
Tahun 1843
Kurang lebih terdapat
24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani
penyakit mental di Amerika Serikat.
·
Tahun 1910
Emil Kraepelin pertama
kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan epilepsi.
·
Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa
Amerika membuat aturan bahwa oarang yang telah lulus dari sekolah kedokteran
dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon
untuk pelatihan psikoanalisa.
·
Tahun 1950
Di bentuk National
Association of Mental Health ( NAMH ) yang merupakan merger dari tiga
organisasi . Lembaga baru ini melanjutkan m isi Beers dengan lebih jelas .
Melalui program televisi , distribusi Literatur dan media lainnya , NAMH
melanjutkan mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental dan
mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.
Teori
Kepribadian Sehat
A. Aliran
Psikoanalisa
Dalam
teori psikoanalisanya Freud menjelaskan
tentang struktur kepribadian
individu, struktur kepribadian tersusun atas 3 sistem pokol yaitu:
·
Id
Id merupakan sistem
kepribadian yang asli, Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id
berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak
lahir, termasuk isting – insting.
·
Ego
Ego timbul karena
kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi – transaksi yang sesuai dengan
dunia kenyataan objektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan
makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat di hilangkan. Ini berarti orang
harus belajar membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan dan persepsi
aktual terhadap makanan sepertin yang ada di dunia luar. Ego dikatakan
mengikuti prinsip kenyataan , dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan
prinsip kenyatan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu
objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.
· Superego
Superego
adalah perwujudan internal dari nilai – nilai dan cita – cita tradisional
masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak , dan dilaksanakan
dengan cara memberinya hadiah –hadiah atau bentuk hukuman –hukuman. Super ego adalah sebagai wasit tingkah laku
yang di internalisasikan berkembang
dengan memberiakan respon terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan orang tua.
Jadi superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego , dan membuat dunia
menurut gambarannya sendiri.
B.
Aliran Humanistik
Aliran humanistik
merupakan salah satu aliran dalam
psikologi yang muncul pada tahun 1950 – an dengan akar pemikiran dari
kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Aliran humanistik
berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memilki potensi – potensi yang baik, minimal lebih banyak
daripada buruknya . Aliran ini memfokuskan telaah kualitas – kulaitas insani, yakni: kemampuan khusus
manusia yang ada pada manusia, seperti: kemampuan abstraksi, aktualisasi diri,
pegembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimilki oleh
mahluk lain.
Aliran ini juga
memandang manusia sebagai mahluk yang otoritas atas kehidupannya sendiri.
Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia mahluk yang sadar dan mandiri. Pelaku yang
aktif yang dapat menentukan hampir segalanya. Hasil pemikiran aliran humanistik
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi , salah satunya yang
sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client – centered therapy, yang memfokuskan pada
kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya.
C.
Pendapat From
Menurut Erich From,
manusia adalah mahluk sosial. Berdasar pada
pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya
kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting
perananya dalam membentuk kepribadian
seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam
masyarakat. Kepribadian yang sehat menurut Erich From adalah penyesuian diri
seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan –kebutuhan batin
dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan karakter sosial untuk memenuhi
harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan
dicintai.
From juga mengemukakan
bahwa bila masyarakat berubah secara mendasar, sebagaimana terjadi ketika
feodalisme berubah menjadi kapitalisme atau ketika sistem pabrik menggeser tenaga tukang, perubahan
semacam itu akan mengakibatkan perubahan – perubahan dalam
karakter sosial manusia.
Konsep Penyesuian diri
Makna akhir dari hasil
pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah
dipelajari dapat membantunya dalam
penyesuian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan
masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuiakan
diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh
faktor – faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuian
yang baik atau yang salah. Penyesuian yang sempurna dapat terjadi jika manusia
/ individu selalu berjalan normal. Namun penyesuaian diri lebih bersifat suatu
proses sepanjang hayat, dan manusia terus – menerus menemukan dan mengatasi
tekanan dan tantangan hidup guna mencapai
pribadi sehat. Penyesuian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang
sehat ialah memilki kemampuan untuk mengadakan penyesuain diri secara harmonis,
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Referensi :
1.
Basuki, Heru . 2008 .
Psikologi Umum . Jakarta : Universitas Gunadarma
2.
http://hikmatkj.wordpress.com/kesehatan/rohani/pengertian-kesehatan-mental-dan-konsep-sehat/
3.
Schultz. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius
4.
Lindzey, Gardner . (
1993 ). Teori Psikodinamik. Jakarta
5.
Dwi, Riyanti , Hendra
Prabowo . ( 1996 ). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum .I . Jakarta Gunadarma
6.
http://novi-talia.blogspot.com/2013/05/penyesuaian-diri.html
Tulisan !
Kesehatan Mental ( Konsep
Diri )
Saya adalah Vidya
Apriliani yang lahir dari keluarga suku Jawa,
saya anak pertama
dari dua bersaudara . Saya adalah pribadi yang bawel dan tidak mudah akrab
dengan orang yang baru dikenal, saya lahir di Jakarta pada tanggal 22 April
1994. Saya juga senang
berteman dengan semua orang tidak mamandang status sosial ataupun
penampilan. Saya tidak suka dengan
tempat yang keramaiannya itu terkadang bikin kepala saya pusing, dan saya
sangat senang apabila teman – teman saya sedang curhat saya selalu
berusaha menjadi pendengar yang baik
buat mereka. Hobi
saya adalah berenang, jalan –jalan, dan lari pagi. Saya sangat menyukai olahraga lari pagi
dan hampir setiap minggu saya tidak pernah absen olahraga lari yang terkadang
males untuk bangun pagi tapi saya nekat untuk bisa bangun pagi.
Saya itu termasuk orang
yang kurang percaya diri, ketika berbicara didepan banyak orang / presentasi. Saya itu orang yang
mudah terharu ( empati ) jika melihat
hal –hal yang menyentuh hati seperti contohnya: pada saat saya dan adik saya menonton
film bareng dibioskop saya sempet mengeluarkan air mata ketika menonton film ( Surat
Kecil Untuk Tuhan ) saya sangat terharu sekali dengan peran yang ada difilm
tersebut yang sedang menderita kanker otak , pengalaman terharu ini tidak akan
saya lupakan. Saya
sangat menyayangi keluarga saya dengan penuh kasih sayang yang tulus, dan saya
sangat senang sekali dengan hewan kucing
karena menurut
saya kucing itu lucu dan matanya itu yang bikin saya gemes tapi dibalik kesenangan saya ini saya
pernah merasakan kesedihan yang berkepanjangan dan selalu kebayang terus ketika
kucing saya mati di tabrak tukang air.
Saya memiliki tipe
kepribadian yang sensitif
dan mudah tersinggung kelebihan yang ada
dalam diri saya adalah: saya itu orangnya penyabar, penyanyang, selalu rendah hati
dan saya itu orannya pemaaf. Kemudian
kekurangan yang ada di diri saya adalah saya itu cenderung cukup jutek terhadap
orang yang tidak kenal ataupun baru dikenal, saya terkadang suka egois dan cerewet.
·
( Kesal kerabat
dibunuh, warga Sumatera
Selatan bakar 4 rumah )
Merdeka.Com
– Lantaran kerabatnya dibunuh, puluhan kerabat korban
dan warga membakar empat rumah milik keempat orang yang diduga sebagai pelaku.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam
peristiwa ini.
Keempat warga yang
rumahnya dibakar dan dirusak itu adalah Basir dan Sito. Rumah ketiganya dibakar
habis oleh warga hingga rata dengan tanah . Sementara rumah milik Kasim hanya dirusak saja. Semuanya warga Desa
Sungai Ibul , Kecamatan Talang Ubi , Kabupaten Panukal Abab Lematang llir (
PALI ), Sumatera Selatan.
Berdasarkan informasi
yang dihimpun Merdeka.com,
pembakaran terhadap rumah pelaku terjadi pada Jum’at
( 28 / 3 ) sekitar pukul 22.00 WIB. Aksi ini setelah keluarga tersulut emosi
lantaran salah satu kerabatnya Barnas bin Banidi , diduga dibunuh keempat
pelaku tersebut pada Kamis
( 27 / 3 ) malam. Awalnya warga baru saja bertakziah dirumah korban. Tanpa
diketahui siapa komandannya warga menuju rumah milik Roy dan Basir yang tak
jauh dari rumah korban. Dalam waktu sekejap rumah keduanya rata dengan tanah
setelah dibakar. Selang beberapa lama, warga kembali menuju rumah Sito dan
Kasim. Rumah Sito dibakar habis sementara rumah Kasim hanya dirusak.
Mendengar telah terjadi
pengrusakan dan pembakaran, jajaran Polsek Talang Ubi langsung mengamankan
lokasi untuk mengantisipasi meluasnya konflik. Kasat Reskrim Polres Muara Enim
AKP Eryadi mengungkapkan, pihaknya sudah mengantongi identitas para pelaku
pembunuhan terhadap korban. Petugas
juga sedang melakukan pengejaran terhadap tersangka. Pelaku diperkirakan lebih
dari empat orang.
Dikutip dari:
Komentar saya:
Menurut saya peristiwa seperti ini tidak seharusnya
terjadi jika kerabat korban bisa menerima kematian korban. Tidak sepantasnya
kerabat korban melakukan hal semacam itu. Selain pelaku yang dirugikan secara
materil, tidak seharusnya kejahatan dibalas dengan kejahatan juga. Biarlah
aparat kepolisian yang mengusut tuntas kasus pembunuhan ini dan menghukum para
pelaku sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat.