Sesudah Bumi terjadi
bersama-sama planet lainnya, maka bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di
dalam intinya, sedangkan keraknya terdiri dari unsur-unsur Silisium dan
Aluminium. Sesudah itu menyusul lapisan yang agak dalam lagi, dengan unsur
utama Silisum dan Magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak
mengandung unsur persenyawaan logam Sulfida. Yang paling dalam adalah inti,yang
mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian dapat di ketahui
dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa,karena gelombang gempa di biarkan
oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan getaran pada lapisan tadi.
Era sejarah pembentukan Bumi dapat di
bagi empat, yaitu: Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.
Era Prakambrium lebih tua dari zaman kambrium, dimana lapisan-lapisannnya terdapat di bawah lapisan-lapisannya selalu terdapat dibawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru di katakan pasti berumur pra kambrium jika tertutup lapisan yang berfosil.
Lapisan
Prakambrium terdiri dari batu-batuan berhablur, baik yang berasal dari
pembekuan magma cair, maupun dari pelebu-ran dan penghabluran kembali
sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang di sebabkan oleh perubahan
kimiawi dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.
Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit di selidiki untuk mengetahui proses manakah di antara ketiga ketiga proses tersebut yang sesungguhnya telah membentuk batuan tadi, dan di antaranya dapat di temukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu, perlapisan seperti pada sedimen-sedimen tidak hanya di ketahui. Seandainya terdapat perlapisan, maka seringkali hal ini di sebabkan juga oleh perubahan-perubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk di uraikan.
Penampakan
batuan Prakambrium sangat jarang di jumpai di Permukaan Bumi, hanya di beberapa
daerah dan terbatas Pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan Prakambrium
tampak di Pernukaan Bumi karena batu-batuan itu sejak terjadi tidak pernah
tertutup oleh sedimen yang lebih muda, dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah
habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah itu merupakan bagian pusat
gempa.
Karena bentuknya agak melingkar dan Permukaannya
sedikit cembung, maka inti-inti Prakambrium di sebut “Perisai benua”. Di
sekitar bagian pusat yang berbentuk Perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup
oleh lapisan-lapisan yang lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan semakin
tebal.
Di Grand Canyon
sepanjang Sungai Colorado, terlihat lapisan Prakambrium sebagai alas dan di
atasnya terdapat suatu tumpukan sedimen-sedimen yang makin ke atas makin muda.
Lapisan-lapisan Pada daerah itu dapat di bedakan, di mana lapisan teratas
termasuk Mesozoikum.
lapisan
di bawahnya adalah Paleozoikum, dan bagian bawah terdiri dari lapisan-lapisan
Prakambrium. Contoh lain Perisai Kanada di sekitar Danau Besak, Perisai
Fennoskandia di Finlandia, dan Perisai Australia. Mengenai skala waktu geologi.
Pada
era Prakambrium dapat di ketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat iklim
yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser). Sedangkan
Pada saat lain, iklimnya panas dan lembab (lapisan yang berwarna merah dengan
rekah kerut). Tetapi sangat sukar untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan
sedimen yang yang ada. Pada waktu itu Permukaan Bumi yang ada di atas muka laut
merupakan gurun, yang di sebabkan karena kekurangan air yang sangat besar
(Sa-hara), tetapi karena Pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat.
Faktor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit
daripada sekarang.
Sesudah
di adakan penelitian dan penyelidikan yang seksama terhadap sisa-sisa batuan,
dim ketahui bahwa Pada era Prakambrium tidak di temukan bentuk-bnetuk hidup
dengan tekstur dan bentuk yang terang / jelas. Tekstur adalah istilah yang di
pakai untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam batuan, misalnya tekstur
butir. Struktur adalah istilah yang lebih banyak di pakai untuk bentuk-bentuk
yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga di dapati
jejak rayapan cacing atau binatang serupa itu. Dalam era Prakambrium tidak ada
jasad-jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak
mungkin terjadi.
2.
Paleozoikum
1) Kambrium
Pada endapan-endapan yang terbentuk pada zaman
Kambrium banyak di temukan fosil, Sehingga banyaklah yang dapat di ketahui
tentang keadaan kehidupan masa itu. Zaman ini di tandai oleh adanya
endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat
perkembangan yang tinggi, bila di bandingkan dengan yang di jumpai pada era
Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air laut, terutama jasad-jasad
samudera, contohnya: archaecyatha dan binatang petunjuk.
a) Archaecyatha
Peranannya seperti binatang karang sekarang. Jenis ini banyak membnetuk
endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya seperi yang di buat oleh
binatang karang sekarang ini di laut-laut daerah tropis. Gamping yang
mengandung Archaecyatha telah di temukan di California, Siberia, Spanyol,
Australia, dan lain-lain.
b) Binatang
Binatang yang
menjadi fosil penunjuk yang terpenting pada Zaman Kambrium adalah Trilobita
yaitu sejenis udang-udangan yang berkulit keras.
Anggapan yang menyebabkan
binatang-binatang yang dapat memfosil sekian banyak dan di temukan sebagian
besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat, adalah :
a) Pada zaman kambrium, batu-batuan
karena pengaruh metemorfosa lebih kecil
sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang lebih muda. Contohnya Lempung
Lemigrad.
b) Setelah zaman Kambrium, beberapa kelompok binatang lebih mempunyai kerangka,
kemungkinan untuk memfosil lebih besar.
sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang lebih muda. Contohnya Lempung
Lemigrad.
b) Setelah zaman Kambrium, beberapa kelompok binatang lebih mempunyai kerangka,
kemungkinan untuk memfosil lebih besar.
Batuan
pada zaman Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit,
sedimen pasir, berlempung, dan kaya akan fosil. Pada zaman inbi tidak terdapat
batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang
hangat. Jadi, Pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Maka Kambrium di
perkirakan lamanya 70 tahun.
Dengan menggunakan jejak fosil, maka dapatlah di ketahui 3
macam zaman Kambrium, yaitu:
1. Fauna Kambrium Bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih
terdapat di berbagai tempat di dunia (Trilobit Olenellus)
2. Fauna Kambrium Tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna Pasifik dan
Atlantik.
3. Fauna Kambrium Atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus
menembus Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol.
2)
Silur
sumber : http://4.bp.blogspot.com/ |
Pada zaman Silur, penyebaran fauna
lebih luas di bandingkan dengan zaman Kambrium. Banyak kelompok binatang baru
muncul dalam zaman Silur ini. Di antara-nya yang terpenting adalah Vertebrata
atau binatang bertulang belakang. Graptalit adalah ciri fosil penunjuk pada
zaman Silur dan merupakan kumpulan binatang Kecil yang di sebut Rabdosoma.
Sedimen pasir gamping,
kebanyakan di endapkan pada tempat-tempat yang terangkat di dekatnya. Banyak
binatang karang berkembang biak dengan baik, Sehingga jasad-jasadnya
meninggalkan bekas pada lapisan batu gamping yang tebal.
Sedimen dengan ciri Graptalit terbentuk di lautan yang dalam. Tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu di endapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh ganggang laut.
sumber : http://3.bp.blogspot.com |
mengalami panas yang hampir sama dengan zaman kambrium. adaanya sisa evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.
Di
indonesia, zaman Silur adalah zaman yang tertua yang di ketahui. Fosil Silur
berupa kolar terbulat yanh berhama Halisites, telah di temukan orang dalam
batu-batu lepas dalam sungai di Papua (Irian Jaya).
3)
Devon
Zaman ini berkaitan munculnya
tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang belakang. Di laut di jumpai
perkembnagan luas kelompok-kelompok binatang yangbertulang belakang, seperti
Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon Bawah, Devon
Tengah, dan Devon Atas.
Pada umumnya daerah batu pasir merah tua/ Old Red Sandstone(ORS) terdiri dari arkosa konglomerat, batu pasir, yang seluruhnya berasal dari perombakan Pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi sekitar Pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan laut dangkal. Demikian pula di Cina terdapat ORS, terutama di Kuangli (karena ada hubungan lautan, Pada saat Benua Eropa dan Asia masih bersatu).
Di Indonesia, zaman Devon hanya dapat di tunjukkan di beberapa temapat saja, yaitu dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah Sungai Talen di Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.
Pada zaman Devon banyak di temukan lapisan-lapisan endapan daratan yang luas. Banyak di antaranya di endapkan di sungai-sungai atau danau. Dalam lapisan banyak di temukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan yang menunjukkan zaman Devon.
Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daearah tropis tumbuhan berkembang baik, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu, dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang ada bersifat agak lembab. Di beberapa tempat di temukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini di temukan di Afrika Selatan dan Amerika.
4)
Karbon
Zaman ini di tandai dengan timbulnya
sejumlah besar karbon bebas di pelbagi bagian dunia. Karbon atau Karbonium
berperan penting menjadi petunjuk keadaan cuaca / iklim. Pada zaman karbon ini
terjadi pembentukan pegunungan: hal –hal inilah yang menyebabkan zaman Karbon dapat
di kenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya dengan
pengangkatan dan pembentukan Pegunungan.
Adanya karang menunjukan iklim sedang yang agak panas. Adanya sedimen Klasika berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim kering / arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun Pada batang-batang menunjukkan tidak adanya perbedaan iklim yang mencolok. Endapan batu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering gersang.
Perkembangan naptelia, sejenis amfibia yang muncul yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging. Pada tempat di mana karbon di endapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana di jumpai karang / koral dalam jumlah yang besar.
5)
sumber: http://2.bp.blogspot.com/
|
Perm memiliki letak lapisan yang
diskor dan berada di atas karbon mengandung batu bara. Ciri lain adalah adanya
penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada era Paleozoikum yang
penghabisan.
Di
Indonesia, peninggalan Perm
di temukan di Timor pada lembah
Sungai Noil, besi
di Miaffo Timor
Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal. Lapisan Perm
mengandung minyak, kalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan batu
bara.
Pada umumnya, dalam sejarah bumi di temukan kaidah-kaidah sebagai berikut :
a. Bila perbedaan tinggi topografi tidak
seberapa dan terdapat genangan laut yang luas, maka akan terdapat iklim yang
agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.
b. Bila perbedaan tinggi topografi
besar, yaitu selama ada orogenesi (masa pembentukan pegunungan) yang penting
dan meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim yang jelas misalnya, kutub,
sedang, kering, gersang dan hujan tropis.
Jadi, dari era Paleozoikum dan Prakambrium dapat di simpulkan
beberapa hal, yakni:
- Pada
era Azoikum dapat di katakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah
Pada era Proterozoikum mulai ada kehidupan.
Pada era Proterozoikum mulai ada kehidupan.
- Pada
era Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora maupun fauna.
- Pada
era Paleozoikum dapat di sebut mulai ada tingkat Kehidupan.
Pada saat itu mulai timbul berbagai Kehidupan seperti
tumbuhan daratan pertama, ikan dan ubur-ubur yang tingkat Kehidupannya masih
sangat sederhana.
3.
Mesozoikum
Mesozoikum terdiri dari Zaman Kapur,Jura, dan Trias. Zaman Kapur Trias. Zaman Kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, juara 145 juta tahun, dan trias 190 juta tahun. Ketiga zaman ini di sebut tingkat Kehidupan Pertengahan.
Mesozoikum terdiri dari Zaman Kapur,Jura, dan Trias. Zaman Kapur Trias. Zaman Kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, juara 145 juta tahun, dan trias 190 juta tahun. Ketiga zaman ini di sebut tingkat Kehidupan Pertengahan.
Keadaan iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini dapat di ketahui dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, ambifi, ikan, dan binatang menyusui pertama. Penyebaran Kehidupan flora dan fauna Pada era ini masih terbatas.
4.
Kenozoikum
1) Zaman
tersier terbagi menjadi masa eosen, oligosen, dan pleistosen. Masa eosen
berumur
70 tahun, oligosen 42 juta tahun, miosen 20 juta tahun, dan pleistosen
16 juta tahun.
2) Zaman kuarter terdiri dari masa Pleistosen
atau diluvium dan masa holosen dan aluvium. Kedua masa ini berumur kurang lebih
2 juta tahun yang lalu. Zaman kuarter merupakan permulaan era baru dengan
munculnya manusia pertama di dunia. Perkembangan flora dan fauna meluas serta
sudah berkembang dengan baik.
Dengan adanya Kehidupan manusia serta perkembangannya
flora dan fauna, dapat di perkirakan bahwa variasi keadaan iklim lebih banyak
dari zaman-zaman sebelumnya.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar