Hubungan interpersonal dalam komunikasi
Pengertian Interpersonal dalam komunikasi
Kata “komunikasi” berasal dari
bahasa Latin, Communis, yang berarti
membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Gerad E. Miler mengemukakan
dalam Daryanto (2011) bahwa komunikasi
sebagai situasi situasi yang
memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu
pesan kepada seorang penerima dengan
disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima. Proses komunikasi minimal
terdiri dari tiga unsur utama yaitu
pengirim pesan, pesan itu sendiri
dan target penerima pesan. Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu
Communis atau Communicatio, yang dalam bahasa
Inggris Common yang memiliki arti “sama”. Berkomunikasi berarti berusaha untuk
mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (commonness).
2. Pembahasan Jurnal
a. Secara umum pentingnya komunikasi
dapat dipelajari dari dan untuk
kehidupan yang luas. Seseorang
berekspresi, bergaul, membina jalinan kerja
sama yang menguntungkan dan sukses,
melalui keterampilan ia berkomunikasi.
Selain itu, komunikasi juga memiliki
fungsi teurapeutik (menyembuhkan),
sebagai alat hiburan, alat utama
proses ritual dan hal-hal yang bersifat
instrumental, bahkan sarana utama
praktek spionase dan transaksi suatu bisnis.
b. Komunikasi dalam organisasi
hendaknya dapat dipahami secara luas dari setiap
fungsi manajemen. Pekerjaan menyusun
rencana atau program peningkatan mutu
pelayanan dan penyusunan anggaran,
tidak akan pernah bisa lepas dari tuntutan
berkomunikasi. Perumusan visi
organisasi yang benar-benar akurat, komposit dan
fisibel akan selalu ditempuh melalui
proses komunikasi yang kompleks. Dalam
fungsi membagi tugas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, setiap staf
lebih-lebih sebagai pimpinan akan
selalu terlibat dengan keterampilan
c. Komunikasi dalam pelatihan merupakan komunikasi antara orang-orang
(instruktur
dan peserta) bertatapmuka, memungkinkan setiap pesertanya
menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal.
Komunikasi
demikian menunjukkan pihak-pihak yang berkomunikasi berada
dalam
jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik
verbal
ataupun non-verbal secara simultan dan spontan. Komunikasi dalam
pelatihan
mempunyai fungsi menjembatani arti atau makna baru; menejelaskan
deskripsi
dan tugas; mendorong semangat dan kekompakan peserta pelatihan dan
kelompoknya;
mengemban fungsi utility dan cohesion; dan mengeliminasi hal-
hal
yang tidak berguna atau tidak fungsional (redudancy atau wasted efforts).
Kesimpulanya:
1. Pola komunikasi interpersonal
antara pelatih dengan atlet NPC Surakarta
dibagi menjadi dua,
yaitu pada saat latihan (formal) dan diluar jam latihan
(informal ).
2. Aliran komunikasi interpersonal
antara tuna daksa, dan tuna grahita terjadi
dari pelatih langsung
kepada atlet tanpa menggunakan media. Sedangkan
aliran komunikasi
interpersonal yang berlangsung antara pelatih.
3. Dalam pola komunikasi
interpersonal pelatih dan atlet difabel, ditemukan dua
model komunikasi yang
digunakan yaitu model linear dan model sirkuler.
4. Isi pesan yang disampaikan dari
pelatih kepada atlet tidak bermakna konotasi,
karena kata-kata yang
diucapkan kebanyakan berupa masukan, arahan,
motivasi, maupun
evaluasi Hal ini menunjukkan kompetensi sebagai pelatih
yang selalu berkata to
the point atau langsung ke makna sesungguhnya kepada
atletnya.
5. Hal-hal yang menghambat
komunikasi interpersonal untuk pelatih tidak
ditemukan, karena dapat
teratasi dengan bantuan media dan pendamping
untuk tuna rungu
wicara. Sedangkan hambatan komunikasi interpersonal
komunikasi tidak ada masalah
hanya yang bermasalah adalah keterlambatan
berpikir atlet tuna grahita
untuk menangkap pesan yang disampaikan pelatih.
Daftar pustaka :
http://ebookbrowsee.net/jurnal-komunikasi-trimukti-oktaviasari-pdf-d507833920
Abdul
Salim, Choiri. (1998). “Penelitian Masalah Kecacatan”. Surakarta:
PPRRUNS bekerjasama dengan PRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
PPRRUNS bekerjasama dengan PRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar