Nama :
Vidya Apriliani
Kelas :
3PA10
NPM :
17512579
Tugas Pertemuan Ke-3
Empoworment Stress
Dan Konflik
A.
Definisi
empoworment
Empoworment, merupakan istilah yang cukup populer
dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak
penafsiran tentang empoworment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh
sebagian besar dari kita adalah empoworment sebagai pendelegasian wewenang dari
atasan kepada bawahan. Empoworment yaitu
upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan
peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor
yang menentukan hidup mereka sendiri. Secara umum pemberdayaan didefinisikan
sebagai suatu proses sosial multidimensional yang membantu penduduk untuk
mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang
memupuk kekuasaan (yaitu kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk
penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat
mengenai norma-norma yang mereka tentukan. (Page & Czuba, 1999:3).
B.
Kunci Efektif Empoworment Dalam Manajemen
Konsep pemberdayaan (empoworment) menurut Friedmann
muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan dan harapan”.
Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam
menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan
harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai
demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang
memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat
kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya
dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka
(1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses
terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tenaga yaitu informasi,
pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber
keuangan, ada kolerasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut
meningkatkan aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan
yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan
produktif mereka.
C.
Definisi
Stress
J. P. Chaplin dalam Kamus lengkap Psikologi
mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun
psikologis. Hal senanda diungkapkan Dalam Atkinson (1983), stres terjadi ketika
orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam
kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal
yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap
peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singakat disebut stres.
Menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481)
stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita
menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan
psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai (stress is the anxious
or threatening feeling that comes when we interpret or appraise a situation as
being more than our psychological resources can adequately handle).
D.
Sumber-Sumber
Stress Pada Manusia
Ada 3 sumber stress
pada manusia yaitu :
1. Sumber-sumber
stress didalam diri seseorang
Kadang-kadang sumber
stress itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan.
2. Sumber-sumber
stress didalam keluarga
Stress di sini juga
dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti :
perselisihan dalam masalah keuangan dan perasaan saling acuh tak acuh.
3. Sumber-sumber
stress didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subjek diluar
lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya pengalaman
stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti
olahraga.
E.
Pendekatan
Terhadap Stress
1. Pendekatan
individu
Seorang
karyawan dapat berusaha sendiri untuki mengurangi level stressnya. Strategi
yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu : pengelolaan waktu, latihan
fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang
baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya
tuntutan kerja yang tergesa-gesa dengan latihan fisik dapat meningkatkan
kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang
berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stress
adalah berkumpul dengan sahabat, teman, serta keluarga yang akan dapat
memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan
perusahaan
Dapat
dilihat bahwa beberapa penyebab sress adalah tuntutan dari tugas dan peran
serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga
faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-starategi yang mungkin
digunakan oleh manajemen untuk mengatasi stress karyawannnya adalah melalui
seleksi dan penempatan, penetapan, tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan program kesejahteraan.
F.
Definisi
Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, kinflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan mengahancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri dibawa individu dalam suatu
interaksi.
·
Ada beberapa pengertian konflik menurut
beberapa ahli :
1. Menurut
Robbin (1996) keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi
individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam
organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika
mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik
tersebut telah menjadi kenyataan.
2. Menurut
Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1997), konflik merupakan warisan kehidupan
sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan daripada berbangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontrovensi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih
pihak secara berterusan.
G.
Jenis-Jenis
konflik
Menurut James A.F.
Stoner dan Charles Wankel dikenal ada empat jenis konflikyaitu konflik
intrapersonal. Konflik interpersonal, konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok, dan konflik terorganisasi antara lain :
1.
Konflik
Intrapersonal
Konflik intrapersonal
adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorng memilki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya
terdapat hal-hal sebagai berikut :
·
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan
peranan-peranan yang bersaing. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong
peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
·
Terdapatnya baik aspek yang positif
maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
2.
Konflik
Interpersonal
Konflik interpersonal
adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain. Karena pertentangan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena
konflik semacam ini akan melibatkan beberapa anggota organisasi yang tidak bisa
tidak akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3.
Konflik
antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali
berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang
individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai
norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4.
Konflik
interorganisasi
Konflik intergrup
merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini
menyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan
dengan tugas-tugas dan pekerjaan.
H.
Jelaskan
Proses Konflik
·
Proses
Proses konflik tidak
hanya mengacu kepada bentuk konflik yang nampak dari tindakan yang terbuka dan
penuh kekerasan tapi juga bentuk yang tidak nampak seperti situasi
ketidaksepakatan antar pihak. Proses konflik dapat dimulai dari sumber konflik
yang meliputi tujuan yang saling bertentangan dan nilai-nilai yang berbeda.
Selanjutnya dapat dilihat melalui konflik presepsi dan emosi, manifes konflik,
dan hasil konflik.
a.
Konflik
presepsi dan emosi
Langkah pertama dalam
proses konflik adalah adanya kondisi yang menunjukkan sumber konflik yang
mengarahkan kepada salah satu atau kedua belah pihak untuk merasakan adanya
konflik.
b.
Manifes
konflik
Manifes kinflik terjadi
ketika konflik presepsi dan emosi dapat dilihat dalam keputusan dan perilaku
yang dilakukan salah satu pihak kepada pihak lain. Manifes konflik juga dapat
dinyatakan melalui gaya masing-masing dalam memecahkan suatu konflik, seperti
seseorang mencoba untuk mengalahkan yang lain atau menemukan suatu solusi yang
menguntungkannya.
c.
Hasil
konflik (Outcames conflict)
Jalianan aksi reaksi
antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi.hasil ini dapat
positif dalam arti konflik itu menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok
dalam hal pengambilan keputusan dan kepaduan. Atau menghasilkan negatif dalam
arti merintangi kinerja organisasi yang ditandai dengan adanya pergantian,
situasi politik dan stres.
Daftar
pustaka
Asad, M. (1999). Psikologi
Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia) Yogyakarta : Liberty
Basuki, Heru. Msi (2008). Psikologi
Umum Jakarta : Universitas Gunadarma